Thursday, July 19, 2012

Obat typus/tipes, obat demam berdarah (DBD/dengue fever/デング熱の薬)

Saya baru saja mengunjungi abang yang sakit tipes di RS @Jatinegara. Trombositnya turun dan berikut adalah obat tipes rekomen para sahabat/tetangga:

-KAPSUL EKSTRAK CACING, saya beli di apotik Alam Sehat di depan supermarket Hari Hari Kalideres.

Merk TIE LUNG YYANG (地龍王)

Keterangan yang tertulis di kemasan Tie Lung Yyang:
Kapsul untuk membantu mengatasi/mengobati tipus dan sariawan usus.
Dengan kandungan beberapa enzim seperti Lumbrikinase, Peroksidase, Katalase, Soladase, Lignase dan Asam Arachidonyx, berfungsi secara tradisional untuk membantu mengatasi/mengobati beberapa gangguan penyakit, seperti Tipus, Badan Lemas (Lesu), Kolesterol, Sakit Tukak Lambung (Maag), Menurunkan Suhu Tubuh akibat infeksi, Demam, Susah buang air besar, Sesak Napas, Masuk Angin, Sariawan Usus, Netralisir Racun Nikotin, Asam Urat, Radang Kulit dan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh.

-sari kurma, saya beli di apotik Dunia Sehat juga, tapi bisa dibeli di toko obat mana saja

-kurma, berhubung kurma yang beredar terlalu manis, saya beli kurma organic di All Fresh Ambasador, Kuningan. Bentuknya besar-besar, tidak terlalu manis dan empuk. Pas kebetulan menjelang bulan puasa, jadi tidak sulit menemukan buah kurma.

-ANGKAK, bentuknya seperti beras merah, saya beli di apotik Mal Ambasador. Letaknya di dekat escalator, di seberang Fuji Film OSO. Satu bungkus kecil Rp. 3000, direbus dengan 3 gelas air dan digodog sampai airnya menjadi 1,5 gelas. Pertama kali saya tidak tahu kalau angkak ternyata rasanya pahit dan pedas, jadi mungkin agak susah nelannya. Setelah itu saya tambahkan gula batu agak banyak, baru rasanya agak enak tapi tetap saja pahit :)

-ANGKAK CAIR "FUFANG EJIAO JIANG"
Suplemen herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Saya beli angkak cair di pasar Jatinegara (Mester). Kalau dari terminal bus Kampung Melayu naik mikrolet 01, turun di Pasar Jatinegara bagian belakang. Masuk, setelah gapura di sebelah kiri ada toko obat. Di sana dijual sekotaknya Rp. 95,000, isi 12 botol kecil. Dosis: 3 x 1 botol sehari, sudah ada sedotannya, tinggal tusuk dan minum seperti minum Yakult. Ada yang bilang, kalau sedang parah minum sekali 2 botol supaya lebih cepat efeknya. Bagi Anda yang sedang mencari obat untuk menaikkan trombosit karena sakit tipes/demam berdarah, minum saja angkak cair ini, lebih cepat khasiatnya daripada merebus angkak sendiri, kata seorang Ibu di mini market sebelah RS @Jatinegara. Makasih ya Bu atas advice-nya. Foto kemasan angkak cair akan saya upload nanti. Ternyata di Apotik Alam Sehat yang di depan Hari Hari Kalideres juga menjual angkak cair. Di sana aja juga yang dalam kemasan botol besar, isinya lebih banyak dan lebih murah (Rp. 85,000).

-satu lagi yang belum saya coba adalah rebusan air ubi jalar. Kalau direbus kelamaan memang berlendir, tapi kabarnya mempunyai khasiat menaikkan trombosit juga.
read more

Thursday, July 12, 2012

Kata-kata Anda punya kuasa!

Pengkotbah 8:4
4Where the word of a king is, there is power…
Karena titah raja berkuasa….

Pada zaman Alkitab, kata-kata seorang raja mempunyai kekuatan yang luar biasa. Apa yang raja putuskan, akan terjadi. Apa yang raja perintahkan, akan dilakukan. Contohnya, kalau dia berkata, “Naikkan pajak!” maka pajak pun akan naik.

Tahukan Anda bahwa kita juga raja? Alkitab berkata bahwa Yesus telah membasuh kita dari semua dosa dengan darahNya dan telah menjadikan kita raja (Wahyu 1:5-6). Sebagai raja dalam Kristus, kata-kata kita membawa kuasa juga.

Ketika kita menumpangkan tangan pada orang sakit dan berkata, “Sembuh,” maka orang itu akan sembuh. Ketika kita meletakkan tangan pada anak-anak kita dan berkata, “Diberkatilah kamu” anak-anak kita akan diberkati. Ada kuasa dalam kata-kata kita karena kata-kata tersebut adalah kata-kata raja!

Ketika saya baru menjadi Kristen di usia remaja, saya ingin mempraktekkan apa yang telah saya pelajari tentang kekuatan dari kata-kata saya. Ada tanaman dekat rumah saya dan setiap kali saya lewat, saya berkata, “Terkutuklah dalam nama Yesus!”

Beberapa hari berlalu. Saya tidak akan pernah melupakan hari ketika saya melihat daun-daun tanaman tersebut berubah menjadi coklat! Anda mungkin ingin mencobanya di rumah dengan pot tanaman Anda, tapi kali ini coba berkati tanaman Anda!

Karena kata-kata kita membawa kuasa, bisakah Anda bayangkan betapa berbahaya kalau kita berkata, “ Kamu selalu ceroboh”, “Kamu tidak ada gunanya” atau “Kamu sangat bodoh” kepada orang-orang yang kita kasihi. Kita mengutuki mereka!

Iblis senang kalau Anda menggunakan kekuatan kata-kata Anda untuk melawan Anda sendiri dan orang-orang yang kita kasihi. Dia ingin melihat Anda kalah. Jadi daripada berkata, “Saya selalu kekurangan,” katakanlah, “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1) Daripada berkata, “Saya tidak berguna. Saya tidak dapat melakukan apapun,” mulailah berkata, “Saya bisa melakukan semua hal melalui Kristus yang menguatkan saya "(Filipi 4:13).

Saudara-saudara yang terkasih, ingatlah, sebagai seorang raja, apa yang Anda katakan akan terjadi karena dalam kata-kata raja, ada kekuatan. Jadi belajar perkatakan apa yang Tuhan katakan tentang Anda dalam firmanNya dan lihat janji-janjiNya akan digenapkan dalam hidup Anda!

(Joseph Prince, renungan 10 Juli 2012)
read more

Monday, July 9, 2012

Okinawa Prefectural Peace Memorial Museum (沖縄県平和記念資料館)

Bingung mau jalan-jalan ke Okinawa? Banyak yang bisa dilihat dan dirasakan di Okinawa, tergantung tema perjalanan kita, mau tahu sejarah, atau mau menikmati alam Okinawa juga bisa, atau sekedar wisata kuliner dan mengunjungi pusat perbelanjaan unik juga tak kalah menarik bagi turis dalam negeri maupun manca negara di Okinawa. Berikut ini beberapa ide tujuan wisata apabila Anda mau mengunjungi Okinawa berdasarkan beberapa tema perjalanan Anda. Semoga bermanfaat!

-Tema sejarah-1

Kunjungi Okinawa Prefectural Peace Memorial Museum (沖縄県平和記念資料館/Okinawa-ken Heiwa Kinen Shiryokan) di Itoman, Okinawa Selatan.

Museum ini sangat menarik dan bermanfaat apabila Anda mau belajar tentang Perang Dunia kedua yang sempat berlangsung di Okinawa. Bagaimana menderitanya penduduk Okinawa akibat serangan militer Amerika dan gambaran kehidupan masyarakat Okinawa setelah perang berakhir, dll. Yang mengesankan di sana adalah, kita bisa melihat nama-nama korban perang yang diukir di batu-batu prasasti di halaman luar museum, serta ada api perdamaian yang tidak pernah padam di halaman belakang museum menghadap ke laut. Di tower atas ada arah menuju negara-negara di seberang lautan, salah satunya tertulis arah ke Jakarta, kalau tidak salah 6,000 km. Museum ini sangat terkenal dan banyak dikunjungi anak-anak sekolah di masa liburan, sebagai bahan pembelajaran bagi mereka untuk menghargai hidup dan agar mengerti sejarah Okinawa dengan baik. Di bagian belakang museum terhampar laut biru toska yang sangat memukau, tapi pengunjung pasti merasa sangat sedih apabila mendengar kalau di sana lautnya pernah menjadi merah penuh dengan darah, karena banyak orang Okinawa terjun bebas di sana untuk menghindari serangan dari sekutu Amerika. Untuk mempertahankan hidup konon mereka bersembunyi di dalam gua-gua dalam tanah, mulai dari daerah Haebaru (bagian selatan pulau Okinawa) yang terus bersambung sampai ke Itoman, tempat museum ini. Mereka terus tergusur sampai ke selatan dan akhirnya bunuh diri dengan terjun ke laut, lebih baik mati dari pada dijadikan tawanan! Baca pula tulisan mengenai Haebaru Bunka Center (Pusat Kebudayaan Haebaru) dalam blog ini.

Website resmi--->http://www.peace-museum.pref.okinawa.jp/
Gambar1: Museum dilihat dari atas, dengan latar belakang laut yang dulu pernah 'merah darah'
Gambar2: Api perdamaian yang tidak akan pernah padam
Gambar3: Museum dilihat dari sisi taman bagian dalam
read more

Wednesday, July 4, 2012

Historical radio archive

B681497 DX Komunikasi 9 januari 1998 / Asbari N. Krishna / 1998-01-09
Sep 18th, 2007
by admin.

Opname in Dalet: 0618b0d1.snd/
TI: DX Komunikasi 9 januari 1998 / Asbari N. Krishna / 1998-01-09/
AN: DX-Komunikasi asuhan Asbari Nurpatria Krisna kali ini menampilkan pendapat mantan wakil rakyat Sabam Sirait, Victor Matondang, S.H. dalam kenangan, Dr. Binsar Sianipar, Wartawan Panda Nababan dan Redaktur Pelaksana Mutiara Moxa Nadeak, mengenai solidaritas rakyat, kemiskinan dan kemerdekaan./
EXIT

Sumber: http://blogs.rnw.nl/haa/b681497-dx-komunikasi-9-januari-1998-asbari-n-krishna-1998-01-09
read more

INDONESIA PUTS MORE CRITICS ON TRIAL

September 29, 1996

The Minister of Information, Harmoko said that three magazines, TARGeT, Mutiara and Paron, had been given warnings because they were covering news in a way not indicated by their original licenses. The editors of all three were summoned to the Min istry of Information to receive the warnings in person.

According to Moxa Nadeak, the editor-in-chief of Mutiara, the government said that Mutiara, a weekly publication, had become a news tabloid and not a family magazine as specified in its license. The comprehensive coverage by Mutiara of the July 27 riots was cited as evidence. In particular, the ministry cited an interview with Hendrik Sirait, an activist with the Pijar Foundation, who discussed his arrest and torture by plainclothes security officers.

D&R was cited for an interview it published with prominent Muslim scholar Nurcholis Majid, in which he said that President Soeharto came from a culture of the rural hinterland, tied to bureaucracy and feudalism, that was not particularly democratic. The Ministry of Information also noted an interview with an activist priest, Father Sandyawan., who had given sanctuary to PRD activists shortly after the July riots.

The warning to Paron, generally regarded as pro-government and owned by Soeharto crony Bob Hasan, was seen as a kind of cover for the warnings given to the other two. Mohammad Kusnaeni, the editor, did acknowledge that Paron had changed from being a tabl oid listing of employment opportunities into more of a regular newspaper. The news it published, however, tended to portray pro-democracy activists in a negative light. It was Paron which exposed the diary of student labor organizer Dita Sari and her act ivities within PRD. (Dita Sari is now on trial in Surabaya, East Java on subversion charges for those activities.)

Sumber: http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/02/08/0074.html
read more

Majalah Lama: "Komunikasi" Tahun 1970


Penerbit: Jajasan Komunikasi(Matraman Raya 10 A, Djakarta). Alamat Redaksi: Pintu Besar Selatan No. 80, Djakarta Kota. Pemimpin Umum: Alexander Wenas. Penanggung Djawab / Pemimpin Redaksi: Sabam Sirait. Staf Redaksi: Victor Matondang SH; Ch. J. Mooy; Soebagyo Pr; Drs. Z.J. Manusama.

Sekretaris Redaksi: Moxa Nadeak.

Majalah tengah bulanan untuk demokrasi, persatuan dan pembangunan berdasarkan Pancasila. Isinya cukup berbobot. Rubrik-rubriknya, antara lain, Pokok Pikiran; Peranan; Perekonomian; Hukum; Kritik Sastra; dan masih banyak lagi. Dalam edisi ini, misalnya, banyak tokoh atau penulis terkenal yang mengirimkan tulisannya, antara lain, T.B. Simatupang, Christianto Wibisono, B.N. Marbun, Anwar Harjon, Dick Hartoko, Satyagraha Hoerip, BZ Kadarjono, dan lain-lain.

Majalah yang tampak di blog adalah edisi No. 13/Tahun I/Djanuari 1970. Harga: Rp. 25,-
read more

Suara bukan sinar

Sumber: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1987/02/14/MD/mbm.19870214.MD29119.id.html

14 Februari 1987

BANYAK yang kecele. "Sinar Harapan terbit lagi?" ujar seorang bapak dari sebuah mobil saat berdesakan di perempatan Kuningan. "Benar, Pak. Koran ini lanjutan Sinar," ujar anak penjaja koran memancing pembeli. Mulai Selasa pekan lalu, harian sore dengan sosok mirip Sinar Harapan, yang dicabut SIUPP-nya empat bulan yang lalu, beredar.

Namanya: Suara Pembaruan.

Bentuk logo harian SP memang menggunakan tipografi yang dulu dipakai SH. Juga tata letak dan pembagian kolom persis meniru SH. Memang, pojok tidak lagi dijaga oleh Srempel yang berumah di kolom Vivere Pencoloso, yang penanya bisa lucu dan sinis. Pojok SP bernama Sasaran, dengan penjaganya: Pembaru. Persamaan juga terjadi pada Suara Pembaruan Minggu, edisi Minggu SP, yang beredar Sabtu. Logo edisi Minggu juga merah, dan rubrik-rubriknya juga sama dengan SH Minggu. Bahkan nama tokoh dalam kolom cerita karikatural, Nyonya Cemplon, beserta sosoknya dalam coretan Ilustrator Pramono, tak ada bedanya dengan yang dalam SH. Jadi, benarkah anggapan orang bahwa SP kelanjutan SH dengan nama lain? Setiadi Tryman, 50, Pemimpin Redaksi SP, membantah. Penampilan bergaya Sinar Harapan memang disengaja, agar "Kerinduan pembaca akan koran yang telah ditutup itu terpenuhi," ujar Setiadi. Tetapi, bila koran ini disambut baik oleh pembaca, mungkin bukan soal SH atau SP-nya. Agaknya, orang membutuhkan informasi aktual di sore hari - dari soal politik, perkembangan situasi di Libanon, sampai film baru di bioskop setelah memperoleh kabar dari koran pagi. Setelah SH ditutup, hanya Harian Terbit surat kabar Ibu Kota yang beredar sore, sedangkan koran pagi lebih dari sepuluh buah. Bisa jadi itulah yang menyebabkan SP konon, dicetak 300.000 eksemplar--lebih banyak 50.000 eksemplar dibandingkan SH pada hari-hari terakhirnya. Dan, "Laku sembilan puluh persen," kata Setiadi pula.

Pasar utama tetap Jakarta. Sisanya disebar ke luar kota, Jawa, dan luar Jawa. Berbeda dengan sistem distribusi SH, koran baru ini tiba di daerah lebih cepat. Soalnya, jatah untuk luar kota dicetak di percetakan harian Suara Kaa di Cengkareng, hingga mempercepat pengiriman ke daerah lewat Bandara Soekarno--Hatta. Apa pun maksudnya, di balik sosok yang mirip SH, sebenarnya, pendukung SP pun sebagian besar masih orang Sinar. Pada mazet susunan redaksi memang hanya Setiadi Tryman (Pemimpin Redaksi) orang redaksi lama yang tampil. Sedangkan Albert Hasibuan (Pemimpin Umum) dan Soedarjo (Pemimpin Perusahaan) meski masih termasuk orang dalam, namun kurang dikenal masyarakat luas sebagai orang pers.

Puncak manajemen PT Media Interaksi Utama (MIU), penerbit SP, wajah orang-orang bekas Sinar masih dominan. Komisaris PT ini adalah bekas pemimpin redaksi SH, Subayo Pr. Lalu T.C.T. Simorangkir dan Komang Makkes. H.G. Rorimpandey, Pemimpin Umum SH, kini menjadi Presiden Direktur PT MIU itu. Dan bila tak ada lagi lembaga Redaksi Pelaksana, kabarnya segera dibentuk yang disebut staf ahli pengendalian mutu pemberitaan, dan -- lagi-lagi -- yang duduk di situ orang-orang SH juga. Yakni Daud Sinyal, Samuel Pardede, Moxa Nadeak ketiganya bekas redaktur pelaksana Sinar.

Sumber lain mengatakan, ketiga bekas redaktur itu hanya akan ditempatkan sebagai staf khusus. Hanya Aristides Katoppo, dulu Pemimpin Perusahaan/Wakil Pemimpin Umum II yang tampaknya tak ikut ambil bagian langsung dalam koran baru ini. Ia tetap sebagai Dirut PT Pustaka Sinar Harapan, perusahaan yang menerbitkan buku. Beredar suara di luaran, para redaktur senior itu "tersingkir" karena "desakan" pihak pemerintah. Tetapi sebuah sumber dari kalangan dalam SP membantah kabar yang tak jelas sumbernya itu. "Susunan redaksi berubah sesuai dengan rencana peremajaan pengasuh," katanya. Dan menurut Setiadi, susunan pengasuh yang kini dipakai baru percobaan. "Tiga bulan mendatang akan dievaluasi tepat tidaknya," katanya. A. Luqman, Laporan Syatrya Utama (Jakarta)
read more