Friday, June 29, 2012

Kongres PWI di Bandarlampung

Sumber: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1993/12/18/SDR/mbm.19931218.SDR6489.id.html

18 Desember 1993

Surat dari redaksi
SEBAGAI berita, tentu saja kongres PWI di Bandarlampung, beberapa waktu yang lalu, tak dapat dibandingkan dengan Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Surabaya, yang penuh drama dan kericuhan itu. Tapi bagi kami di TEMPO, kongres di Bandarlampung punya arti tersendiri. Kongres itu telah memilih salah seorang wartawan TEMPO untuk masuk dalam pengurus harian PWI Pusat periode 1993-1998. Ia adalah Herry Komar, Redaktur Eksekutif TEMPO. Dalam susunan pengurus PWI Pusat hasil kongres dua pekan lalu itu, Herry Komar diberi kepercayaan memegang jabatan Bendahara. ''Itu hasil pilihan formatur yang dipilih kongres,'' kata Sofyan Lubis, Ketua PWI Pusat yang baru. Bagi Komar tugas yang diberikan itu merupakan amanat dari semua anggota PWI, dan karena itu, insya Allah, harus dijalankannya sebaik-baiknya. Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia bukan lembaga yang asing buat Herry Komar. Partisipasinya dalam kepengurusan PWI bukan pula datang secara tiba-tiba. Ia sudah cukup lama terlibat di organisasi wartawan satu-satunya di Indonesia ini. Komar mulai terlibat di organisasi ini sejak ia tercatat sebagai anggota PWI pada 1970, sebelum TEMPO lahir. Ketika itu ia masih bergabung dengan majalah Ekspres. Belum lama menjadi anggota PWI, Komar bersama teman-teman wartawan lainnya, ketika itu, Arief Budiman dan Moxa Nadeak (kini wartawan Suara Pembaruan) menghadap Menteri Penerangan H. Budiardjo. Kepada Menteri Penerangan para wartawan muda ini minta agar Menteri ikut menyelesaikan perpecahan di tubuh PWI Pusat saat itu. Pada tahun 1970-an itu di Kongres PWI di Palembang, PWI terpecah menjadi dua kubu: PWI B.M. Diah dan PWI Rosihan Anwar. ''Kami terpanggil untuk melakukan itu agar PWI bisa bersatu,'' kata Komar. Kepedulian wartawan muda Komar terhadap organisasi PWI rupanya mulai bersemi saat itu. Setelah itu apalagi sesudah bergabung dengan TEMPO, sejak majalah ini berdiri 1971 di tengah kesibukan tugas sehari-hari, Komar tetap berusaha aktif di PWI. Sejak 1973, Komar aktif di kepengurusan Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Jaya. Komar juga pernah menduduki jabatan Kepala Biro Organisasi PWI Jaya periode 1983-1988. Ketika masih menjadi pengurus Siwo PWI Jaya itulah Komar bersama wartawan lainnya ikut memelopori kejuaraan Sarung Tinju Emas dan Lomba Sepatu Roda, dalam rangka HUT PWI Jaya. Jejak Komar di Siwo PWI Jaya kini diikuti pula oleh Rudy Novrianto. Dalam periode 1985-1989, Rudy menjadi Bendahara Siwo PWI Jaya. Karena jabatannya di Siwo itulah, Komar sering muncul di Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas). Ia sering muncul di arena pertandingan dan memberi semangat kepada para atlet DKI. Mereka yang kurang mengenal Komar sering mengira lelaki berkumis ini adalah seorang komandan kesatuan ABRI. Soalnya, sekilas penampilan Komar memang mirip ABRI: berambut cepak, dan menyenangi celana hijau tentara. Komar memang pernah mendapat latihan ketentaraan di Skodik Wala/Pawamil ABRI pada tahun 1968. Sebetulnya Herry Komar bukan orang pertama TEMPO yang berkecimpung di kepengurusan pusat PWI. Sebelumnya, ketika Harmoko masih menjadi Ketua PWI Pusat, Pemimpin Redaksi TEMPO Goenawan Mohamad duduk sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dalam kepengurusan itu. Jadi, Herry Komar, yang alumnus Universitas Indonesia itu, hanya meneruskan jejak yang pernah ditempuh Goenawan.

0 comments:

Post a Comment