Thursday, June 28, 2012

Solidaritas Terhadap Kaum Marginal dan Pengungsi

Konferensi DGD Ditutup

San Antonio, 2 Juni
Konferensi tentang Misi dan Evangelisasi yang diselenggarakan oleh Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) WCC Conference on Mission and Evangelism) berakhir Rabu malam dengan makin menekankan semangat universalisme dan keterikatan akan pemenuhan kehendak Tuhan. Konferensi yang berlangsung di San Antonio, Texas, AS dan dibuka 22 Mei lalu, mengimbau menyeimbangkan kebutuhan teologis dan materi, dan aksi social, baik local maupun universal.

Kebaktian penutupan yang didominasi musik dan nyanyian Afrika berlangsung hikmad dan penuh suka cita, menggunakan berbagai bahasa pantomime serta doa syafaat yang sambung-menyambung, berlangsung di gereja di tengah kampus Universitas Trinity, milik gereja, Presbiterian, Texas.

Konferensi akhirnya tidak menyinggung sama sekali masalah Timor Timur dan Irian Jaya dalam keputusan seksi-seksi maupun dalam pesan serta Aksi Kesetiaan yang dikeluarkan mengakhiri konferensi.

Berbagai pernyataan menyangkut mereka yang menderita, tertekan, di samping yang lapar dan yang tidak mengerti akan tujuan hidup, yang hak-hak asasinya tertindas, dan suara kaum muda yang menuntut keadilan di tengah gereja dan masyarakat, disertakan oleh seksi-seksi.

Konferensi juga mencatat suara keprihatinan menyangkut nasib wanita dalam masyarakat yang patriorkhat, masalah kemiskinan dan mereka yang tertindas serta perlakuan yang tidak manusiawi terhadap anak, baik dalam bentuk fisik, semangat dan pikiran dan mereka yang harus menanggung utang luar negeri. Konferensi juga mendengar penderitaan dari masyarakat keagamaan tertentu di Albania yang hanya untuk hidup tidak diakui.

Sekitar 700 peserta dari 100 negara lebih menerima aksi kesetiaan terhadap setiap orang atau kelompok, atau gereja untuk melaksanakannya. Tanggung jawab gereja terhadap dunia merupakan bagian yang rawan (crucial) dari misi gereja, kata konferensi dalam pesannya. Itu menuntut perubahan gaya hidup, keprihatinan terhadap masalah lingkungan tetapi juga solidaritas terhadap mereka yang tidak mempunyai tanah, kaum marginal dan para pengungsi.

Penderitaan
Dalam salah satu seksi yang membicarakan masalah partisipasi, dikatakan, masalah penderitaan bukanlah untuk diromantiskan, melebihi posisinya untuk diatasi. Pengikut Tuhan diundang untuk mengambil bagian dalam perjuangan mengubah masyarakat.

Seksi lain mendukung perjuangan rakyat Palestina. Sejak negara Israel sudah menjadi kenyataan, perhatian kita tertuju pada pembentukan negara Palestina, kata pernyataan itu. Diserukan agar pasukan Israel ditarik dari daerah yang diduduki dan mendesak DGD untuk mendukung terlaksananya suatu konferensi internasional di bawah pengawasan PBB dengan partisipasi dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Seksi juga menyinggung gereja dan lembaga kegerejaan serta sekte di Amerika Serikat yang diketahui mengambil peranan dominan dalam kegiatannya di Filipina, Korea Selatan, Afrika Selatan, Namibia, dan Amerika Serikat. Gereja dari lembaga gereja di AS diminta untuk menghentikan dukungan terhadap apa yang disebut sebagai ideology yang dominant itu.

Secara tidak langsung, menyinggung pertemuan Lausanne II yang juga merupakan pertemuan evangelical yang akan berlangsung bulan Juli di Filipina. Seksi konferensi ini menyerukan untuk bekerja bersama menyelenggarakan konferensi tingkat dunia di masa depan.

Pertama Kali
Kongferensi tentang Misi dan Evangelisasi ini merupakan yang pertama kali mengundang wakil-wakil agama dan kepercayaan lain. Konferensi dihadiri delegasi yang beranggotakan delapan orang dari Cina, 48 anggota delegasi Katolik Roma termasuk 21 orang yang diutus oleh Vatican. Di samping itu, delegasi Gereja Ortodoks termasuk paling besar dan sekte Zoroaster dari Iran (Persia), di samping wakil Hindu, Islam, Budha, dan sebagainya.

Di samping masalah Palestina, konferensi juga menyerukan agar pasukan asing di Namibia ditarik serta meminta DGD untuk mengirim delegasi untuk melihat keadaan di negeri itu.

Demikian laporan wartawan Pembaruan Moxa Nadeak dari San Antonio

Suara Pembaruan/ Moxa Nadeak
3 Juni 1989

0 comments:

Post a Comment